Kamis, 16 Maret 2017

Makalah Latihan keterampilan Mental Olahraga



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Olahraga psikologi adalah kedisiplinan untuk memahami hambatan mental pada atlet yang dapat mempengaruhi prestasi yang diinginkan. Prinsip-prinsip dalam psikologi olahraga didasarkan pada hubungan pikiran dan tubuh. Dari prinsip-prinsip psikologi olahraga, muncul konsep persiapan mental untuk olahraga. Konsep persiapan mental dalam olahraga benar-benar sangat penting demi tercapainya prestasi yang diharapkan. Meningkatnya stres dalam pertandingan dapat menyebabkan atlet bereaksi secara negatif, baik dalam hal fisik maupun psikis, sehingga kemampuan olahraganya menurun. Mereka dapat menjadi tegang, denyut nadi meningkat, berkeringat dingin, cemas akan hasil pertandingannya, dan mereka merasa sulit untuk berkonsentrasi. Keadaan ini seringkali menyebabkan para atlet tidak dapat menampilkan permainan terbaiknya.
Untuk dapat meningkatkan prestasi atau performa seorang atlet maka atlet perlu memiliki mental yang tangguh, sehingga ia dapat berlatih dan bertanding dengan semangat tinggi, dedikasi total, pantang menyerah, tidak mudah terganggu oleh masalah-masalah non-teknis atau masalah pribadi. Dengan demikian ia dapat menjalankan program latihannya dengan sungguh-sungguh, sehingga ia dapat memiliki fisik prima, teknik tinggi dan strategi bertanding yang tepat, sesuai dengan program latihan yang dirancang oleh pelatih. Dengan demikian terlihatlah bahwa latihan mental bertujuan agar atlet dapat mencapai prestasi puncak, atau prestasi yang lebih baik dari sebelumnya.
Untuk dapat memiliki mental yang tangguh tersebut, atlet perlu melakukan latihan mental yang sistimatis, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari program latihan olahraga secara umum, dan tertuang dalam perencanaan latihan tahunan atau periodesasi latihan. Seringkali dijumpai, bahwa masalah mental atlet sesungguhnya bukan murni merupakan masalah psikologis, namun disebabkan oleh faktor teknis atau fisiologis. Contohnya: jika kemampuan atlet menurun karena faktor kesalahan teknik gerakan, maka persepsi sang atlet terhadap kemampuan dirinya juga akan berkurang. Jika masalah kesalahan gerak ini tidak segera teridentifikasi dan tidak segera diperbaiki, maka kesalahan gerak ini akan menetap. Akibatnya, kemampuan atlet tidak meningkat, sehingga atlet menjadi kecewa dan lama kelamaan bisa menjadi frustrasi bahkan memiliki pikiran dan sikap negative terhadap prestasi olahraganya.
Demikian juga dengan masalah yang disebabkan oleh faktor fisik. Masalah yang seringkali terjadi adalah masalah “overtrained” atau kelelahan yang berlebihan, sehingga menimbulkan perubahan penampilan atlet yang misalnya menjadi lebih lambat, sehingga atlet tersebut kemudian di’cap’ sebagai atlet yang memiliki motivasi rendah. Kedua contoh tersebut menunjukkan bahwa masalah mental tidak selalu disebabkan oleh faktor mental atau faktor psikologis. Jika penyebab masalahnya tidak terlebih dahulu diatasi, maka masalah mentalnya juga akan sulit untuk dapat diperbaiki.
Aspek-aspek kecakapan mental psikologis (psychological skills) yang bisa dilatih, mencakup banyak hal meliputi aspek-aspek pengelolaan emosi, pengembangan diri, peningkatan daya konsentrasi, penetapan sasaran, persiapan menghadapi pertandingan, dan sebagainya.

B.      Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan konsep kepribadian dan mental atlet?
2.      Apakah yang dimaksud mental?
3.      Apa saja jenis-jenis dari latihan mental?
4.      Apakah yang dimaksud dengan latihan visualisasi dan imajeri?
5.      Apa yang dimaksud dengan mental imajeri?     
6.      Bagaimana cara  melakukan latihan mental imajeri?
7.      Apa manfaat melakukan latihan mental imajeri?


C.     Tujuan
1.      Agar pembaca mengerti konsep kepribadian dan mental para atlet.
2.      Agar pembaca mengetahui jenis-jenis dari latihan mental.
3.      Agar pembaca mengetahui latihan visualisasi dan imajeri.
4.      Agar pembaca dapat mengerti mengenai mental imajeri.
5.      Agar pembaca mengetahui cara melakukan latihan mental imajeri.
6.      Agar para pembaca dapat mengetahui manfaat melakukan latihan mental imajeri.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Konsep Kepribadian dan Mental Atlet
Psikologi olahraga membantu memahami banyak aspek kinerja. Psikologi olahraga adalah studi ilmiah dari faktor-faktor psikologis bahwa efek dari prestasi olahraga yang sangat berperan adalah kesiapan mental. Konsep persiapan mental dalam olahraga benar-benar sangat penting demi tercapainya apa yang diharapkan.
Dalam memahami mental atlet dan memerangi tingkat kebugaran yang sama dan rejimen pelatihan serupa. Menang melawan lawan yang tangguh, bisa menjadi tugas yang menanjak. Namun pelatihan mental merupakan keunggulan kompetitif yang dapat memberikan rasa percaya diri. Sementara lawan Anda juga dapat menggunakan teknik persiapan mental, perbedaannya terletak pada seberapa baik atlet individu memahami dan menerapkan teknik ini, Semakin baik Anda berada di menerapkan keterampilan ini, keuntungan semakin Anda akan memiliki di lapangan.
Ada kesadaran di kalangan atlet memerangi bahwa ada lebih banyak untuk hubungan pikiran-tubuh dalam melaksanakan secara efektif dalam dunia olahraga. Persiapan mental dapat membantu atlet memerangi mengatasi gangguan, ketakutan, pikiran negatif, motivasi miskin dan sebagainya. Konsep persiapan mental menggunakan prinsip-prinsip dalam psikologi olahraga untuk membantu Anda melalui pikiran-program pelatihan secara keseluruhan.
Namun teknik ini harus dipikirkan oleh seorang pelatih agar hal ini dapat bekerja dengan baik dan teratur, agar dapat digunakan dan diterapkan secara konsisten. Selain itu langkah pertama yang penting adalah untuk mengenali seberapa rendah tingkat motivasi para atlet, tingakat stres, dan beberapa efek yang ditimbulkan saat pertandingan.
a.       Psikologi Olahraga Dapat Membantu Atlet Agar Memiliki Mental yang Tangguh
Mental yang tegar, sama halnya dengan teknik dan fisik, akan didapat melalui latihan yang terencana, teratur, dan sistematis. Dalam membina aspek psikis atau mental atlet, pertama-tama perlu disadari bahwa setiap atlet harus dipandang secara individual, yang satu berbeda dengan yang lainnya. Untuk membantu mengenal profil setiap atlet, dapat dilakukan pemeriksaan psikologis, yang biasa dikenal dengan "psikotes", dengan bantuan psikometri.
Profil psikologis atlet biasanya berupa gambaran kepnbadian secara umum, potensi intelektual. dan fungsi daya pikimya yang dihubungkan dengan olahraga. Profil atlet pada umumnya tidak berubah banyak dari waktu ke waktu. Oleh karenanya, orang sering beranggapan bahwa calon atlet berbakat dapat ditelusun semata-mata dari profil psikologisnya. Anggapan semacam ini keliru, karena gambaran psikologis seseorang tidak menjamin keberhasilan atau kegagalannya dalam prestasi olahraga, karena banyak sekali faktor lain yang mempengaruhinya. Beberapa aspek psikologis dapat diperbaiki melalui latihan ketrampilan psikologis (diuraikan kemudian) yang terencana dan sistematis, yang pelaksanaannya sangat tergantung dari komitmen si atlet terhadap program tersebut.
b.      Pentingnya Persiapan Mental 
Kita tahu bahwa pikiran mengarahkan tindakan kita, bahwa pikiran mendahului tindakan. Untuk cekatan menangani performa Anda di lapangan, persiapan mental adalah kuncinya. Ketika Anda berbicara tentang pemanasan sebelum pertandingan atau sebelum sesi latihan rutin / latihan, tidak lagi berarti hanya fisik pemanasan. Pemanasan harus melibatkan proses berpikir Anda, pola pikir dan keadaan emosional pikiran juga.
Manfaat manifold pemanasan mental adalah sebagai berikut :
1.      Ini memberi Anda kepercayaan diri untuk menghadapi sebuah turnamen.
2.      Ini membantu Anda mendapatkan kontrol atas proses berpikir Anda.
3.      Ini memfokuskan pikiran Anda secara efektif mengelola rutinitas selama pertarungan itu.
4.      Ini kondisi pikiran menjadi penuh perhatian dan waspada.
5.      Ini membantu Anda berencana bergerak ke berhasil menembus pertahanan lawan, melainkan membantu Anda merencanakan pertahanan sendiri.
6.      Ini membantu Anda keluar dari hambatan mental dan kekhawatiran yang menahan kinerja Anda.
c.       Latihan Keterampilan Dan Penguatan Mental
Meningkat atau merosotnya kinerja atlet sangat ditentukan oleh kesiapan mental atlet, dan selanjutnya juga ditentukan oleh ketahanan mental atlet. Makin disadari bahwa sifat-sifat kepribadian (personality traits) dan kemampuan-kemapuan psikologik sangat berperan dalam meningkatkan kinerja atlet.
Kesiapan mental dapat diupayakan dengan latihan keterampilan mental (mental skill training) yaitu suatu keterampilan dalam menyiapkan diri menaggung beban mental, baik beban mental yang berupa hambatan-hambatan yang datang dari diri atlet itu sendiri, seperti kurang rasa percaya diri, merasa belum siap melakukan pertandigan, mengatasi gejolak emosional.
Latihan ketrampilan mental dan latihan penguatan mental harus dilakukan atas dasar penelitian diagnostikndengan menggunakan pendekatan individual. Tiap-tiap individu menujukan sifat-sifat dan kemampuan-kemampuan yang berbeda-beda, serta kekuatan dan kelemahan yang berbeda pula, oleh karena itu, perlu ditetapkan sasaran pembinaan dan program latihan mental sesuai kedaan dan kebutuhan tiap-tiap individu.
d.      Latihan visualisasi dan imajeri
Latihan imajeri (mental imagery) merupakan suatu bentuk latihan mental yang berupa pembayangan diri dan gerakan di dalam pikiran. Manfaat daripada latihan imajeri, antara lain adalah untuk mempelajari atau mengulang gerakan baru; memperbaiki suatu gerakan yang salah atau belum sempurna; latihan simulasi dalam pikiran; latihan bagi atlet yang sedang rehabilitasi cedera. Latihan imajeri ini seringkali disamakan dengan latihan visualisasi karena sama-sama melakukan pembayangan gerakan di dalam pikiran. Namun, di dalam imajeri si atlet bukan hanya ‘melihat’ gerakan dirinya namun juga memberfungsikan indera pendengaran, perabaan, penciuman dan pengecapan. Untuk dapat menguasai latihan imajeri, seorang atlet harus mahir dulu dalam melakukan latihan relaksasi.

B.     Definisi Mental
Definisi mental adalah suatu hal yg bersangkutan dengan batin dan watak manusia, yg bukan bersifat badan atau tenaga, bukan hanya pembangunan fisik melainkan juga pembangunan jiwa. Pembentukan mental di dalam seorang individu sangat penting untuk masa depan individu tersebut, karena dengan mental yg dibentuk sejak kecil akan membentuk individu yg kuat dalam bersaing dan akan menghasilkan kesuksesan seperti yg diinginkannya. Seorang individu yg memiliki mental kuat biasanya tidak mudah menyerah, gigih dan sangat tekun dalam mengejar cita-citanya.
Masalah mental cukup serius dialami bangsa ini, misal saja pada olahraga. Olahraga Indonesia memang masih jadi idola atau alternatif hiburan yang merakyat.
Namun prestasi yang merupakan puncak sebuah olahraga masih jauh dari harapan. Seperti pada ajang Sea Games, kita memang selalu tampil maksimal bila bermain di negara sendiri, tapi jika event sudah berpindah tempat ke luar negeri kita selalu kesulitan mengulangi sukses di dalam negeri.
Contoh lain adalah dalam pertandingan olahraga, sepakbola misalnya, sering kali kita berharap sepakbola Indonesia bisa berbicara banyak di dunia internasional. Namun impian itu sepertinya masih jauh untuk terealisasi, tim sepakbola Indonesia memang selalu tampil hebat saat bermain di hadapan suporter sendiri. Namun kita selalu kesulitan jika harus bertanding di 'rumah orang', tekanan dari suporter tim lain masih menjadi 'hantu' yg menghalangi kita berprestasi lebih jauh yaitu level dunia.

C.    Jenis-Jenis Latihan Mental
a.       Membuat catatan harian mental (mental log)
Catatan latihan mental merupakan catatan harian yang ditulis setiap atlet selesai melakukan latihan, pertandingan, atau acara lain yang berkaitan dengan olah raganya. Dalam buku catatan latihan mental ini dapat dituliskan pikiran, bayangan, ketakutan, emosi, dan hal lain-lain yang dianggap penting dan relevan oleh atlet. catatan ini semestinya dapat menceritakan bagaimana atlet berpikir, bertindak, bereaksi, juga merupakan tempat untuk mencurahkan perasaan, kemarahan, frustasi, kecewa, dan segala perasaan negatif jika melakukan kegagalan atau tampil buruk.
Dengan melakukan perubahan pola pikir akan hal-hal negatif tadi menjadi positif, atlet dapat menggunakan catatan latihan mentalnya sebagai “langkah baru” – setalah mengalami frustasi, keraguan, ketakutan, ataupun perasaan berdosa/bersalah – untuk kembali membangun sikap mental yang posistif dan penuh percaya diri.
b.      Penetapan Sasaran (goal setting)
Penetapan sasaran (goal settimg) perlu dilakukan agar atlet memiliki arah yang harus dituju. Sasaran tersebut bukan melulu berupa hasil akhir (output) dari mengikuti suatu kejuaraan. Penetapan sasaran ini sedapat mungkin harus bisa diukur agar dapat melihat perkembangan dari pencapaian sasaran yang ditetapkan.
Selain itu pencapaian sasaran ini perlu ditetapkan sedemikian rupa secaara bersama-sama antara atlet dan pelatih. Sasaran tersebut tidak boleh terlalu mudah namun juga bukan sesuatu yang mustahil dapat tercapai. Jadi, sasaran tersebut harus dapat memberikan tantangan bahwa jika atlet bekerja keras maka sasaran tersebut dapat tercapai. Dengan demikian penetapan sasaran ini sekaligus dapat pula berfungsi sebagai pembangkit motivasi.


c.       Latihan Relaksasi
Tujuan daripada latihan relaksasi, termasuk pula latihan manajemen stress, adalah untuk mengendalikan ketegangan, baik itu ketegangan fisik maupun psikolohis. Ada berbagai macam bentuk latihan relaksasi, namun yang paling mendasar adalah latihan relaksasi otot secara progresif. Tujuan daripada latihan ini adalah agar atlet dapat mengenali kapan saatnya harus rileks dan membedakannya dengan keadaan tegang.
Biasanya latihan relaksasi ini baru terasa hasilnya setelah dilakukan setiap hari selama minimal enam minggu (setiap kali latihan sekitar 20 menit). Sekali latihan ini dikuasai, maka semakin singkat waktu yang diperlukan untuk bisa mencapai keadaan rileks.
Bentuk daripada latihan relaksasi lainnya adalah “autogenic training” dan berbagai latihan pernapasan. Latihan relaksasi ini juga menjadi dasar latihan pengendalian emosi dan kecemasan. Latihan relaksasi ini dapat pula dilakukan dengan bantuan alat seperti paket rekaman kaset latihan relaksasi yang mulai banyak beredar di pasaran.
d.      Latihan visualisasi dan imajeri,
Latihan imajeri (mental imajeri) merupakan suatu bentuk latihan mental yang berupa pembayangan diri dan gerakan di dalam pikiran. Manfaat daripada latihan imajeri, antara lain adalah untuk mempelajari atau mengulang gerakan baru, memperbaiki gerakan yang salah atau belum sempurna, latihan simulasi dalam pikiran, latihan bagi atlet yang sedang rehabilitasi cedera. Latihan imajeri ini sering disamakan dengan latihan visualisasi karena sama-sama melakukan pembayangan gerakan di dalam pikiran. Namun, di dalam imajeri si atlet bukan hanya ‘melihat’ gerakan dirinyanamun juga memfungsikan indera pendengaran, perabaan, penciuman dan pengecapan. Untuk dapat menguasai latihan imajeri, seorang atlet harus dapat mahir dulu dalam melakukan latihan relaksasi.
e.       Latihan Konsentrasi
Konsentrasi merupakan suatu keadaan dimana kesadaran seseoarang tertuju kepada suatu objek tertentu dalam waktu tertentu. Dalam olahraga, masalah yang paling sering timbul akibat terganggunya konsentrasi adalah berkurangnya akurasi lemparan, pukulan, tendangan, atau tembakan sehingga tidak menenai sasaran. Akibat lebih lanjut jika akurasi berkurang adalah straregi yang sudah dipersiapkan menjaddi tidak jalan sehingga atlet akhirnya kebingungan, tidak tahu harus bermain bagaimana dan pasti kepercayaan dirinya pun akan berkurang. Selain itu hilangnya konsentrasi saat melakukan aktivitas olah raga dapat pula menyebabkan cedera.
Tujuan daripada latihan konsentrasi agar para atlet dapat memusatkan pikiran atau perhatiannya terhadap sesuatu yang ia lakukan tanpa terpengaruh oleh pikiran atau hal-hal lain yang terjadi di sekitarnya.  Pemusatan perhatian tersebut juga harus berlangsung dalam waktu yang dibutuhkan. Agar didapatkan hasil yang maksimal, latihan konsentrasi ini biasanya baru dilakukan jika para atlet sudah menguasai latihan relaksasi. Salah satu bentuk latihan konsentrasi adalah dengan memfokuskan perhatian kepada suatu benda tertentu misalnya nyala lilin, jarum detik, bola atau alat yang digunakan dalam olah raganya. Lakukan selama mungkin dalam posisi meditasi.

D.    Apakah Mental Imajeri
Mental imajeri adalah kemampuan manusia untuk mengkhayalkan gambaran-gambaran di dalam pikiran  setelah stimuli asli adalah tidak  dapat dilihat lagi. Komponen kognitif ini adalah salah satu cara yang membantu faktor-faktor di dalam memori-memori  dan pemikiran yang ada. Komponen ini menyediakan dengan gambaran-gambaran untuk bantuan  menerjemahkan konsep-konsep yang diperkenalkan.
Korn & Jhonsoon, mental imajeri adalah menggambarkan suatu hasil tertentu sebelum hasil tersebut dicapai. Dengan visualisasi seseorang seolah-olah membuat rancangan gambar secara abstrak tentang hasil yang ingin dicapai. Mental imajeri merupakan kemampuan manusia untuk menggambarkan kesan dalam pikiran sesudah stimuli original pada pandangan keluar.
Roger (1971) mengemukakan Mental imajeri merupakan kemampuan manusia untuk menggambarkan kesan dalam pikiran sesudah  stimuli original pada pandangan keluar. Komponen kognitif ini merupakan salah satu faktor utama yang membantu memori dan pikiran sekarang.
Visualisasi atau imajeri dalam istilah psikologi olahraga merupakan suatu teknik membayangkan sesuatu didalam pikiran yang dilakukan secara sadar dengan tujuan untuk mencapai target, mengatasi masalah, meningkatkan kewaspadaan diri, mengembangkan kreativitas dan sebagai simulasi gerakan atau kejadian. Bagi seorang anak, aktivitas visualisasi sangat mudah mereka lakukan karena dalam kehidupan bermain anak sehari-hari, mereka seringkali melakukannya sebagai khayalan.
Sebelum melakukan latihan visualisasi, atlet bisa diajak untuk melakukan relaksasi terlebih dahulu, dimana atlet diminta berbaring dengan mata tertutup lalu mereka diminta menarik nafas panjang dan membuang nafas secara perlahan-lahan melalui mulut. Hal ini sangatlah penting untuk mereka, karena membayangkan hal yang positif, gerakan yang benar, dan diakhiri dengan keberhasilan dan kepuasan.
Suatu tindakan, misalnya gerakan olahraga tertentu seperti memantik pelatuk senapan, memukul bola golf, shooting bola ke gawang, dan sejenisnya dapat dilakukan tanpa harus berada dilapangan yang sesungguhnya. Kita bisa membayangkan seorang atlet yang sedang latihan menembak, berapa peluru harus dimuntahkannya untuk latihan secara intensif. Kalau harga satu peluru sepulur ribu, kalau dalam satu latihan ia menghabiskan seratus peluru maka biaya satu latihan akan mencapai satu juta. Dan kalau latihan itu dilakukan tiap hari dalam satu tahun, kita bisa membayangkan betapa besarnya biaya untuk seorang atlet menembak agar terampil dalam menembak.        
Selain atlet membayangkan kalau dia sedang melakukan suatu tindakan, mental imajeri juga menunjukkan adanya seseorang yang sedang menggambarkan atau membayangkan berada dalam suatu situasi lingkungan tertentu. Kita bisa mungkin saja akan kaget dan cemas bila berada dalam suatu situasi pertandingan yang tempatnya jauh atau asing dari kita. Kita juga mungkin akan mengalami susah tidur apabila kita tidak bisa membayangkan kekuatan lawan yang akan menjadi musuh dalam pertandingan pada esok harinya. Kita bisa bayangkan akibatnya apabila seorang penerjun payung tidak latihan imagery terlebih dahulu. Tentunya mereka tidak akan langsung menjatuhkan diri dari pesawat tanpa membayangkan terlebih dahulu bahwa ia berada di dalam pesawat, lalu dan melakukan gerakan melompat, menghitung kapan payung dibuka, dan bagaimana proses pendaratannya. 

E.     Cara Latihan Mental Imajeri
Rainner Martens, seorang psikolog olahraga menyatakan ada tiga tahapan yang penting dalam melakukan imajeri.
1.      Mengembangkan seluruh kesadaran sensorynya. Ketika seseorang melakukan imajeri, mereka tidak hanya memvisualisasikan situasi yang dibayangkan, melainkan juga meningkatkan seluruh kesadaran sensorinya sehingga ia seolah berada dalam situasi yang senyatanya.
2.      Mengembangkan vividness (gamblang/jelas/hidup). Bayangan yang dibuat seolah harus hidup dan jelas lokasi, tempat, dan juga apa yang dilakukannya.
3.      Mengembangkan rencana untuk mengontrol perilaku. Meskipun imajeri berguna bagi atlet, teknik ini juga dapat merusak penampilan atlet apabila tidak dikendalikan. Pengendalian ini dimaksudkan untuk memiliki maha imajeri yang harus dipilih dan mana yang tidak perlu dipilih. Misalnya, jika atlet dalam ber-imajeri banyak membanyangkan hal yang salah, atau kekalahan, maka justru al itu akan berakibat buruk bagi atlet.          
Dalam melakukan mental imajeri, seorang atlet harus melihat dirinya dengan senang hati melakukan aktivitas dan merasakan apa yang terjadi secara penuh perasaan. Mereka harus mencoba ketika memasuki lingkungan atau melakukan aktivitas menajamkan penglihatannya, pendengarannya, perasaannya, penciumannya, dan melakukan tindakan seolah ia melakukan dalam situasi yang sebenarnya.          
Untuk bisa melakukan penajaman indera, seorang atlet perlu berada dalam kondisi relaks dan pikirannya bisa dikonsentrasikan pada latihan tersebut. Kedua hal tersebut sangat penting karena dengan rileks, seorang akan dengan mudah adaptasi dan memasuki suatu lingkungan yang baru, dan dengan konsentrasi seseorang akan mudah memfokuskan pikiran, dan perasaan pada situasi yang dibayangkannya.

F.     Manfaat Mental Imajeri
Mental Imajeri dapat digunakan dalam berbagai kesempatan:
1.      Membantu mengembangkan kepercayaan diri atlet. Kepercayaan diri merupakan keyakinan akan kemampuan atlet untuk dapat sukses dalam mencapai tujuannya. Dengan latihan imajeri, atlet akan mampu meningkatkan dan mengantisipasi apa yang akan terjadi. Kalau dia sukses dalam latihan mental imajeri ini, ia akan semakin yakin kemampuannya, dan peningkatan ini dapat meningkatkan pla kepercayaan dirinya.
2.      Membantu  mengembangkan strategi pre-kompetisi dan kompetisi. Atlet diajari  untuk memahami situasi baru sebelum mereka turun di gelanggang yang sebenarnya, sehingga apa yang akan terjadi dapat diantisipasi oleh atlet, dan dengan antisipasi ini, mereka mudah melakukan adaptasi terhadap berbagai kemungkinan hal yang terjadi.
3.      Membantu atlet memfokuskan perhatian atau konsentrasinya pada suatu bentuk ketrampilan tertentu yang sedang dilatihnya. Hal ini bisa dilakukan pada masa latihan (training session). Kita tahu bahwa ketrampilan terbentuk melalui tiga tahapan yaitu tahap kognitif, tahap asosiasi, dan tahap otomatisasi. Ketrampilan tertentu dalam olahraga akan cepat dicapai atlet bila pada dua tahapan banyak melakukan mental imajeri.
4.      Membantu atlet memfokuskan diri pada pertandingan. Bila kita ingin focus pada pertandingan, mental imajeri dapat dilakukan disaat dibutuhkan. Sewaktu-waktu kita bisa mengingat kembali atau membayangkan kembali ketrampilan yang bisa kita lakukan di saat kita mengalami kesulitan di lapangan.
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Latihan imajeri (mental imajeri) merupakan suatu bentuk latihan mental yang berupa pembayangan diri dan gerakan didalam pikiran. Manfaat daripada latihan imajeri, antara lain adalah untuk mempelajari atau mengulang gerakan baru, memperbaiki gerakan yang salah atau belum sempurna, latihan simulasi dalam pikiran, latihan bagi atlet yang sedang rehabilitasi cedera. Latihan imajeri ini sering disamakan dengan latihan visualisasi karena sama-sama melakukan pembayangan gerakan di dalam pikiran. Namun, didalam imajeri para atlet bukan hanya ‘melihat’ gerakan dirinya. Namun juga memfungsikan indera pendengaran, perabaan, penciuman dan pengecapan. Untuk dapat menguasai latihan imajeri, seorang atlet harus dapat mahir terlebih dahulu dalam melakukan latihan relaksasi.

B.     Saran
Untuk dapat memiliki mental yang tangguh tersebut, atlet perlu melakukan latihan mental yang sistematis, hal ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari program latihan olahraga secara umum, dan tertuang dalam perencanaan latihan tahunan atau periodesasi latihan. Seringkali dijumpai, bahwa masalah mental atlet sesungguhnya bukan murni merupakan masalah psikologis, namun disebabkan oleh faktor teknis atau fisiologis. Contohnya: jika kemampuan atlet menurun karena faktor kesalahan teknik gerakan, maka persepsi sang atlet terhadap kemampuan dirinya juga akan berkurang. Jika masalah kesalahan gerak ini tidak segera teridentifikasi dan tidak segera diperbaiki, maka kesalahan gerak ini akan menetap. Akibatnya, kemampuan atlet tidak meningkat, sehingga atlet menjadi kecewa dan lama-kelamaan bisa menjadi frustrasi bahkan memiliki pikiran dan berdampak negatif terhadap prestasi olahraganya.

DAFTAR PUSTAKA

Rukin. 2014. Makalah Imagery 1. http://selidik86.blogspot.com/2014/01/makalah-
imagery-1.html. Diakses pada tanggal 12 Maret 2015 pukul 20.00 wib.
Rukin. 2014. Makalah Imagery 2. http://selidik86.blogspot.com/2014/01/makalah- 
imagery-2.html. Diakses pada tanggal 12 Maret 2015 pukul 21.00 wib.
Rukin. 2014. Makalah Imagery 3. http://selidik86.blogspot.com/2014/01/makalah-
imagery-3.html. Diakses pada tanggal 12 Maret 2015 pukul 19.00 wib.
Rukin.2014. Makalah Imagery 4. http://selidik86.blogspot.com/2014/01/makalah-
imagery-4.html. Diakses pada tanggal 12 Maret 2015 pukul 20.30 wib.
Santoso, Nanang. 2013. Buku Psikologi Olahraga Latihan Mental.  http://belanja
mental.html . Diakses pada tanggal 12 Maret 2015 pukul 21.30 wib.


1 komentar:

  1. ?? SENIQQ AGEN JUDI POKER ONLINE TERPERCAYA ??
    Ayo segera bergabung bersama kami di SENIDOMINOQQ.com
    ?????????????????????????????
    Rasakan sensasinya bermain 7 permainan hanya mengunakan 1 akun/ID
    Hanya dengan modal Rp20.000 kamu sudah bisa bermain permainan populer yang tersedia di seniqq
    ?POKER
    ?DOMINO
    ?CAPSA
    ?ADUQ
    ?BANDARQ
    ?B.POKER
    ?SAKONG
    Dapatkan berbagai bonus dari seniqq
    ?? Bonus cashback 0.3 % (Setiap hari senin)
    ?? Bonus Referensi 20% (Seumur hidup)
    Pelayanan yang kami sediakan di SeniQQ
    24 jam customer service yang siap melayani anda
    Transaksi Depo/WD super cepat
    100% player VS player (No Robot)
    Support Bank Lokal Indonesia (BCA, MANDIRI, BNI, BRI & DANAMON)
    Join Now :
    - Whatsapp : +85599495433
    - PIN BB : 561A1388
    - LINE : seniqqcs1
    - WECHAT : seniqqcs1
    - Skype : Seniqq.cs1

    BalasHapus